Feminisme Part 5

 

Feminisme Part 5


Bismillahirrahmaanirrahiim..

Terima kasih telah setia, membersamai Saya untuk membahas mengenai Feminismi. In sha Allah ini menjadi part terakhir dari pembahasan Feminisme. Selamat menyelam..

Efek domino dari Feminisme

1.       Broken Home

Kemandirian ekonomi karena akses pekerjaan dianggap telah mendorong wanita menjadi lebih dominan dalam membuat keputusan secara real.

Menurut data Pustlitbang Kementrian Agama tahun 2016, penggungat cerai didominasi oleh pihak perempuan, yaitu sebanganyak 70% dari kasus penceraian yang ada. Beberapa alasannya diantara lain persoalan ekonomi dan tanggung jawab terhadap anak.

Berdasar social.rollins.edu, gerakan feminisme menciptakan perubahan yang signifikan terhadap tingkatpenceraian di United States sejak tahun 1970.

Feminisme mengakibatkan fitrah ibu dan ayah di dalam rumah tidak berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini menjadikan keluarga tidak harmonis dan timbul berbagai pertikaian. Nilai keluarga pun seakan jadi tak berarti.

Korban utama dalam penceraian tentulah anak-anak. Hilangnya kehangatan dalam keluarga, dapat mengubah perilaku sosial anak. Lebih buruknya, jika terus berlarut tanpa pengawasan bisa membuat anak-anak melampiaskan pelarian ke hal-hal negative, seperti narkoba dan tindakan criminal.

2.      Free Sex

Dikutip dari social.rollins.edu, pernikahan bagi kaum feminis radikal merupakan bentuk penindasan terhadap wanita, karena mereka harus tunduk terhadap pria. Mereka beranggapan lebih baik sendiri daripada dikenal orang sebagai ibu rumah tangga.

Setelah itu timbullah pemikiran untuk tidak perlu menikah karena enggan tunduk pada patriaki serta memiliki rasa trauma terhadap contoh rumah tangga yang tidak harmonis.

Orang mungkin bisa saja enggan menikah, namun gharizah nau’ (naluri untuk melangsungkan keturunan) yang secara fitrah dimiliki manusia akan terus mendesak untuk dipenuhi. Dari sinilah orang-orang yang tidak menikah akan melampiaskannya pada sex bebas.

Melakukan hubungan tanpa ikatan pernikahan mejadi hal biasa dan wajar, seolah menjelaskan inilah arti kebebasan.

Menikah dianggap sebagai tanggungan berat yang hanya akan merepotkan hidup. Lebih enak bebas berhubungan dengan siapapun, kalau sakit hati bisa dengan mudah ditinggal, kalau sudah tidak suka bisa langsung ditinggalkan. Bebas, pikirnya begitu.

Pemakaian alat kontrasepsi pun menjadi andalan dalam berhubunga. Agar hasil hubungan tak berbekas dalam kandungan. Namun, ada kalanya dinding yang kokoh terkikis roboh, sesuatu yang sangat di jaga akhirnya runtuh juga. Ketika alat kontasepsi tak dipakai sekali, tumbuhlah janin dri dalam diri. Kalau sudah terjadi demikian mereka mulai memikirkan bagaimana solusinya.

Apa jalan keluarnya? Sebagian besar orang membesarkan anak itu sendiri, dan sebagian besar lainnya mengambil jalan aborsi.

3.      Aborsi

Entah sudah berapa jut janin tak berdosa yang telah digugurkan oleh para pelaku zina. Sepasang pezina tak bertanggung jawab hanya memikirkan kenikmatan melampiaskan nafsunya saja tanpa memperdulikan akibat buruk yang dihasilkan.

Aborsi dampaknya sangat buruk bagi kesehatan dan psikologi wanita, karena merupakan suatu pilihan yang sulit. Antara menjaga image di depan keluarga atau mempertahankan janin dri hasil zina yang erupakan aib bagi pribadi maupun keluarga. Dimana yang dikorbankan adalah nyawa manusia yang tidak berdosa.

Sebagai seorang perempuan, naluri kasih sayang pada anak sendiri pasti ada. Namun perasaan itu harus dibunuh dan dikubur rapat-rapat demi perasaan malu kepada sesama manusia.

Setelah aborsi, wanita membutuhkan dukungan secara mental.

Karena tak dapat dipungkiri, kehilangan dan kekecewaan akan mendera lahir dan batin setiap pelakunya. Mulai dari kegagalan membina hubungan tanpa komitmen, dan harus memutuskan diri sendiri untuk membunuh bagian dari tubuhnya. Beluh lagi sakit dan luka batin yang berbekas selamanya.

4.      LGBT

Saat seorang wanita sudah merasa terdiskriminasi, kaum pria dianggap curang dengan kebebasan yang bisa mereka lakukan.Wanita kecewa dengan kaum pria dengan ketidakadilan hak yang didapat.

Imbasnya, wanita merasa lebih baik menjalin hubungan dengan sesame jenis saja, karena dianggap dapat saling engerti satu sama lain dan tak akan terjadi diskriminasi dalam hubungan yang dijalani.

Hubungan sesame jenis pun menjadi hal lumrah. Parahnya, beberapa Negara liberal malah melegalkan LGBT karena dianggap sebagai HAM. Itu adalah pilihan hidup, selama tak menganggu orang lain, tak jadi masalah, pikirnya begitu.

Tak puas hanya dengan bebas menjalin “hubungan” dengan siapapun yang dimau, timbul lah ulah lain, yakni menjadi transgender, atau mengubah jenis kelamin. Ini merupakan upaya penyetaraan teratas agar bisa serupa dengan pria.

5.      Eksploitasi Wanita

Sebelumnya telah dibahas bahwa ide feminisme menyebabkan materi menjadi standar kebahagiaan semua orang. Apapun dilakukan demi mendapat materi, tak peduli kalau malah menjerumuskan pada keburukan diri.

Industry perekonomian zaman ini sudah semakin gila. Budget tinggi disiapkan untuk wanita yang bisa “dieksploitasi” keindahan tubuhnya untuk menjadi konsumsi public. Wanita pun seakan berada di bawah alam sadar bahwa harga diri mereka sedang digadaikan. Tergiur dengan bayaran tinggi. Terjebak dengan ketertarikan kontrak kerja.

Bila harga diri sudah tergadaikan maka akhirnya wanita tersebut akan terjerumus menjadi objek pelecehan. Coba perhatikan di sekeliling kita saat ini, berbagai iklan, majalah, dan media lainnya, seringkali yang menjadi model utama atau objeknya adalah wanita, meskipun produk tersebut taka da kaitannya sama sekali dengan wanita dewasa. Bagian-bagian tubuhnya banyak ditampilkan untuk manarik perhatian konsumen, terutama pria.

Seperti pada pameran mobil atau rokok, SPG yang mengawal adalah wanita. Bukan sekadar wanita biasa, tapi mereka yang sengaja di-setting untuk membelalakan mata pria. Pakaian minim bahan, dengan kualifikasi fisik langsing, tinggi dan berpenampilan menarik. Banyak pria pada pameran tersebut sengaja menghampiri hanya untuk modus ingin mengobrol dengan SPG tersebut.

Pada kasus ini, secara tidak langsung wanita menjadi objek eksploitasi seksual. Dimana suatu produk laku terjual, sebab ada dirinya sebagai magnet penarik mata sang pengunjung. Kecantikan paras serta kemolekan tubuhnya merupakan konsumsi menyebangkan bagi pria. Janganlah merasa bangga dipuji cantik dan seksi oleh kaum adam, sebab kandungan tersiratnya nafsu mereka sedang bermain di dalamnya.

6.      Fakta Lain

Banyak Negara yang menjual wnaita secara langsung. Mereka mempunyai industry sex dengan pendapatan triliyunan per tahun. Amerika mendapat sekitar Rp.130.000.000.000.000 / tahun. Jepang mendapat sekitar Rp. 452.000.000.000.000 / tahun.

Industry sex menghasilkan lebih besar daripada gabungan omset perusahaan IT dunia seperti Microsoft,Google, Amazon, eBay, Yahoo!, Apple, Netflix, EarthLink. (Sumber: toptenreviews.com).

Terima kasih teman-teman semua telah setia berkunjung. Semoga bermanfaat, ya.


 

 

Komentar