RESENSI BUKU GHAZI 1 (The Chronicles of Ghaazi The Rise of Ottomans)

 Lukisan Sejarah dalam Tinta


 

Judul Buku            :The Chronicles of Ghaazi The Rise of Ottomans

Penulis                  :Sayf Muhammad Isa dan Felix Siauw

Penerbit                 :Alfatih Press

Tahun Terbit           :2018

Ketebalan               :320 halaman

ISBN                       :978-602-17997-6-5

Harga                      :Rp 79.000,00

           “Kami datang untuk membebaskan manusia dari penyembahan kepada sesama manusia, menuju penyembahan hanya kepada Allah, Tuhannya manusia. Dan hanya kepada Allah saja. Kami datang untuk mengubah penindasan manusia menjadi keadilan Islam,” diucapkan oleh Rabi’ah bin Amir, seorang mujahidin, ketika menghadap Hurmuzan Gubernur Persia untuk menyampaikan surat dakwah Rosulullah.

            Siapa yang tidak kenal dengan seorang penakluk Konstantinopel, Muhammad Al-Fatih? Seorang pemuda yang berhasil menaklukan Konstantinopel sekaligus pewujud janji Rosulullah.  Buku ini ditulis oleh penulis yang melakukan perjalanan langsung ke Turki untuk mencari sumber yang akurat.

Buku ini berkisah tentang perjalanan Sultan Muhammad al-Fatih dalam perjuangannya menaklukkan Konstantinopel dan perseteruannya dengan Vlad III Dracula. Muhammad Al-Fatih dan Vlad III Dracula menjadi wakil dari pertarungan haq dan kebathilan, antara Kesultanan Utsmani dan Kerajaan Eropa Timur.

Sultan Muhammad Al-Fatih atau yang lebih dikenal dengan Sultan Mehmed adalah putra dari Sultan Murad 1, Sultan ketiga dari Kesultanan Utsmani. Dia seorang Ghazi (Penguasa pada masa pemerintahan Utsmani) yang wafat sebagai syahid dalam pertempuran Kosovo di Kosovo Polje. Dia putra Sultan Orhan dan Nilufer Hatun.

Sejak usia 7 tahun, Sultan Mehmed telah hafal seluruh isi Al-Qur’an. Lidahnya mampu menguasai dalam tujuh bahasa, yaitu : Arab, Latin, Yunani, Serbia, Turki, Persia, dan Ibrani. Dia begitu mencintai ilmu. Ia terus dipersiapkan oleh ayah dan gurunya untuk meraih sebuah cita-cita besar. Sebuah cita-cita yang dijanjikan oleh Rasulullah, cita-cita yang selalu menjadi bunga tidur dan angan-angan para Mujahidin, yaitu menaklukan Konstantinopel.

Seiring dengan pertumbuhan Sultan Mehmed, tumbuh juga seorang anak laki-laki. Pertemuan mereka bermula ketika Mehmed sedang membantu temannya, Radu untuk mencari seekor kucing kesayangannya. Usianya setahun lebih tua dari Mehmed, empat belas tahun. Dia adalah kakak laki-laki Radu, yang bernama Vlad.  Wajahnya memiliki garis lekuk yang keras. Hidungnya mancung dan bengkok. Matanya besar. Alisnya tebal sampai tersambung di atas hidungnya. Menandakan bahwa ia kelak akan menjadi seorang yang berwajah garang.

Waktu terus berjalan, berbagai persiapan sedang terus dilakukan oleh Muhammad al-Fatih untuk menaklukkan Konstantinopel. Ia terus belajar dan berlatih berbagai kemampuan untuk mewujudkan cita-citanya menaklukkan Konstantinopel. Dia mencari pedang terbaik dan terkuat yang dahulu pernah digunakan oleh Sultan Shalahuddin al-Ayyubi untuk menaklukan tanah suci Palestina dari tangan pasukan Salib bangsa Franks. Dia juga mendapatkan teman-teman baru yang nantinya akan menyertainya menaklukkan Konstantinopel. Sementara itu, Vlad Dracula semakin terjerumus dalam kubangan kesesatan. Dia mencari kekuatan dengan jalan yang salah, yakni dengan bersahabat dengan setan.

Langit sudah menetapkan takdir mereka jauh sebelum hari itu dan kelak pada hari-hari setelahnya. Sebuah takdir yang mengerikan dan berdarah. Juga penuh keagungan, keperkasaan, dan pertentangan. Demi membela segalanya yang harus mereka pertahankan.

Sebagai sebuah novel sejarah, buku ini dituturkan dalam alur yang detil dibalut dengan bahasa indah yang cukup sederhana dan mengalir. Walau menggunakan bahasa yang sederhana, pemakaian setiap kosakata sangat tepat sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman yang besar. Namun, bagi segelintir orang khususnya pembaca pemula, akan sedikit kesulitan dalam mengingat nama-nama tokoh dan tempat yang tertera. Selain karena banyaknya tokoh yang ada, pemicu lainnya adalah karena nama-nama dan tempat tersebut berasal dari bahasa Turki ataupun Bahasa Arab. Di beberapa halaman dapat dijumpai beberapa ilustrasi atas peristiwa yang tengah dikisahkan. Gaya bahasa dan ilustrasi yang disuguhkan mampu membawa pembacanya seperti ikut hadir dalam peristiwa yang terjadi.

Walaupun buku ini membawa sebuah kisah yang panjang, buku ini tergolong sebagai buku yang ringan untuk dibaca. Menurut saya, buku ini dapat dibaca mulai dari kalangan anak-anak hingga orang tua. Selain karena sangat mudah dipahami untuk dibaca, buku ini juga mampu membuat pembaca semakin mengenal sosok Muhammad Al-Fatih dan sejarah Islam.

   






semoga suka teman-teman pembaca. 

 

Komentar